Universitas Borneo Tarakan Lahirkan Guru Besar Kedua, ini Profil dan Rekam Jejak Daud Nawir

18 Mei 2023, 22:20 WIB
Universitas Borneo Tarakan Lahirkan Guru Besar Kedua, ini Profil dan Rekam Jejak Daud Nawir. /Zona Kaltara/Hendi Rustandi /

Zona Kaltara - Sebagai universitas terbesar di Kalimantan Utara, Universitas Borneo Tarakan (UBT) kembali melahirkan seorang Guru Besar atau profesor. Dimana Prof. Dr.-Ing. Ir. Daud Nawir, S.T., M.T resmi dikukuhkan sebagai guru besar di UBT, pada Rabu, 17 Mei 2023 siang.

Daud Nawir resmi menjadi Guru Besar dalam bidang Teknik Sipil Transportasi, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kalimantan Utara.

Perjalan Daud Nawir untuk menjadi Guru Besar melalui perjuangan panjang, dimana kurang lebih 20 tahun dirinya mengabdi di UBT. Hingga akhirnya Daud Nawir berhasil meraih pangkat tertinggi seorang dosen.

Daud Nawir selain menjadi dosen pertama di Fakultas Teknik yang berhasil sampai di jenjang profesor yang dilahirkan di UBT, juga menjadi dosen kedua yang meraih gelar profesor menyusul Prof Yahya Ahmad Zein, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas UBT.

Baca Juga: Soal Penyediaan dan Kepemilikan Rumah untuk Masyarakat Butuh Pihak Perbankan, ini Kata Deddy Sitorus

Berikut profil dan rekam jejak Daud Nawir:

Sebelum menjabat Wakil Rektor di UBT, Daud Nawir memulai mengajar sebagai dosen tidak tetap pada tahun 2003.

Selang dua tahun atau pada 2005 tepatnya per 1 April 2025 dirinya diangkat sebagai dosen tetap, hingga akhirnya pada 1 April 2023 saat usianya akan menginjak 45 tahun, Daud Nawir pun menjadi Guru Besar Fakultas Teknik UBT.

Daud Nawir yang lahir pada 5 Agustus 1978 memiliki empat saudara dan dilahirkan dari keluarga (orang tua) yang sederhana. Ibunya, Kulsum pernah bekerja di perusahaan swasta Idec dan ayahnya, Nawir, bekerja di pelabuhan.

Sementara, riwayat pendidikan Daud Nawir dimulai dari Sekolah Dasar 033 Selumit, Kota Tarakan, kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 4 Tarakan dan SMAN 1 Tarakan. Di jenjang perguruan tinggi, Daud Nawir menyelesaikan program S1 dengan gelar Sarjana Teknik (ST) Bidang Teknik Sipil, Universitas Merdeka, Malang, pada tahun 2003.

Kemudian, Daud Nawir menyelesaikan Magister Teknik (MT) Bidang Penginderaan Jauh Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, pada tahun 2008, selanjutnya Develpoment Planning (Dr.-Ing) Bidang Sistem Informasi Geografis Universitas Stuttgart, Jerman pada tahun 2012.

Setelah itu, ia berhasil menyelesaikan Program Profesi Insinyur (Ir) pada Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Tahun 2019.

Seperti diketahui, Daud Nawir menikah dengan Halimah dan dikaruniai seorang putri bernama Atiqah Nur Hafidzah dan seorang putra bernama Muhamad Dzaky Djauhari.

Baca Juga: Menkominfo Johnny G Plate Jadi Tersangka Kasus Korupsi BTS 4G, Berikut Penjelasan Kejagung

Selama karirnya di UBT, ia diamanahkan tugas tambahan untuk menjabat Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Lalu pada tahun 2005 sampai 2006 menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Dan sepulang menempuh pendidikan doktoral pada tahun 2012 kembali diamanahkan sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik dan berakhir di tahun 2015.

Lantas, Daud Nawir di tahun 2015 dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Hingga pada 2017 dipercaya untuk menjabat Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan sampai dengan saat ini.

Selain di jalur akademik, Daud Nawir juga banyak berkecimpung di berbagai organisasi masyarakat, seperti Nahdatul Ulama, PMI, Pramuka, Koni, Cabang Olahraga Taekwondo, Adat dan organisasi Profesi seperti PII, Masyarakat Penginderaan Jauh, Ikatan Surveyor Indonesia, Ahli Pengadaan Barang Jasa dan aktif sebagai tenaga Ahli Kepolisian, Tenaga Ahli di beberapa Dinas Lingkungan Hidup, dan juga terlibat dalam tim panitia seleksi terbuka.

Tak hanya itu, Daud Nawir juga sukses menerbitkan sejumlah karya buku, diantaranya Rancangan Perkerasan Jalan tahun 2017, Teknik Pemetaan Menggunakan Drone tahun 2019, Manajemen Lalu Lintas tahun 2020, Pelayanan Transportasi Antar Kota tahun 2020, Evaluasi Jaringan Transportasi di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2021,
Rekayasa Geometrik Jalan tahun 2021,
Bahan Material Perkerasan Jalan tahun 2022, Rekayasa Geometrik Jalan tahun 2022, kemudian Rekayasa Lalu lintas tahun 2022.

Pada orasi ilmiahnya, Daud Nawir menceritakan terkait risetnya, yakni Strategi Pengembangan Jaringan Jalan di Kawasan Perbatasan untuk Meningkatkan Konektivitas dan Peningkatan Ekonomi Regional.

Ia mengungkapkan, tidak ada yang tidak mungkin jika berbicara konektivitas antarwilayah perbatasan. Ia membeberkan persoalan utama dari tahun ke tahun adalah transportasi jalan. Salah satunya bagaimana menghubungkan Malinau dan Krayan yang saat ini belum bisa terhubung.

Baca Juga: Diragukan Netizen, Danielle ‘NewJeans’ Pamerkan Bakat Nyanyi dengan Lagu Ikonik Disney

Ia menilai sebenarnya solusi konkret adalah perlu kebijakan dan partisipasi masyarakat. Bagaimana pelibatan masyarakat dalam mengembangkan jaringan jalan.

"Sehingga perlu perencanaan komprehensif pastinya dengan menggunakan teknologi yang terbarukan sebagai penunjang bagaimana jalan itu bisa diakses masyarakat," katanya.

Daud Nawir menyebutkan, persoalan ini bukan saja faktor ekonomi dan sosial melainkan pariwisata. Bagaimana suatu daerah memiliki potensi jika tidak ada konektivitas.

"Ini jadi konsentrasi penelitian saya bagaimana memberikan policy atau kebijakan kepada pemerintah, salah satu rekomendasinya adalah bagaimana meningkatkan jalan yang sudah ada membuat jalan baru dan menggunakan teknologi yang terbarukan," jelasnya.

Baca Juga: Tersangka Kasus Dugaan Korupsi BTS 4G Johnny G Plate Miliki Harta Kekayaan Fantastis, Apa itu BAKTI?

Lebih lanjut, ia mengatakan, salah satunya adalah dalam bahasa sederhananya seperti jalan berpori. Ia memberikan sampling jalan baru di Mamburungan yang baru dikerjakan tahun lalu namun saat ini sudah berlubang.

"Pertanyaannya kenapa bisa berlubang, karena memang kita selalu menggunakan aspal konvensional. Sebenarnya ada salah satu alternatif namanya aspal berpori, itu apabila kena banjir tidak ada drainase dia tetap bisa menyerap air ke bawah dan itu menambah penyediaan air tanah," jelasnya.

"Aspal tidak bisa terbuka dia sistemnya melumer, karena pekerjaan aspal yang kita terapkan ada dua yaitu aspal beton dan aspal cair. Masing-masing punya penanganan. Makanya di orasi ilmiah, saya memberikan rekomendasi bukan hanya di perbatasan tapi jalan antar wilayah, negara," pungkasnya.***

Editor: Hendi Rustandi

Tags

Terkini

Terpopuler