Network
Zona Kaltara - Diduga adanya indikasi bandar narkoba ikut mendaftarkan diri menjadi bakal calon anggota legislatif (Caleg) diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Utara (BNNP) Kaltara, Brigjen Pol Rudi Hartono.
Sebagaimana yang telah disampaikan juga oleh kepala BNN RI terkait modus baru peredaran narkoba di tahun politik, atau disebut dengan fenomena narko-politik, yang kemungkinan besar dilakukan oknum pelaku politik demi kepentingannya.
Kepala BNNP Kaltara, Brigjend Pol Rudi Hartono menyebutkan ada indikasi beberapa orang memiliki rekam jejak terlibat narkoba bahkan bandar narkoba ikut menjadi caleg.
Namun demikian Rudi Hartono tidak menjelaskan secara rinci mengenai jumlah oknum pelaku politik yang diduga terlibat narkoba. Akan tetapi pihaknya memiliki rekam jejak yang terlibat narkoba.
“Ya satu dua lah sudah muncul. Caleg kelihatannya. Ya gak tahu dampaknya nanti bandar narkoba jadi dewan kan. Jadi kota kartel kita. Itu indikasi,” kata Rudi Hartono, saat menghadiri acara peringatan HANI 2023 di Lanud Anang Busra, Tarakan.
“Silahkan tanya ke KPU nanti kan. Kalau kami BNN bukan hak saya menyebutkan. Kalau dalam hal masukan BNN tidak dilibatkan makanya tidak diberi masukan. Tapi upaya persuasif sudah memberitahu kepada Pemda dan sebagainya, tapi KPU saya belum juga komunikasi. Ini juga seharusnya di tracing dengan saksama karena apa, bukan berarti semua orang narkoba, bukan. Tapi, Tarakan Kaltara lintasan juga yang sangat potensial masuknya narkoba karena perbatasan negara tadi itu,” sambungnya.
Disinggung apakah pihaknya (BBNP Kaltara) dilibatkan dalam penyaringan khususnya untuk rekomendasi bebas narkoba, yang merupakan salah satu syarat bakal Caleg? Rudi Hartono mengatakan pihaknya belum tahu, karena sebelumnya belum ditugaskan sebagai Kepala BNNP Kaltara.
Namun, pengalaman bertugas di tempat lain, di seluruh provinsi lainnya, hal tersebut (rekomendasi bebas narkoba) melibatkan BNN.
