Dalam hal mengembangkan produk Dirjen Wikan memberikan banyakan bahwa ciptakanlah produk yang sangat dibutuhkan serta kemas dengan rapi dan berkualitas sehingga produk tersebut dapat terjual dan dicari oleh para konsumen, dengan begini secara tidak langsung akan terjadinya feedback antara penjual dan pembeli produk atau pengguna jasa.
Sementara itu, Plt. Direktur SMK, Wartanto menyampaikan, program bantuan TEFA diikuti oleh 949 SMK dan menghadirkan juri dari unsur industri, akademisi, dan praktisi bisnis yang menilai proposal dan rencana bisnis peserta dalam bentuk _business model canvas.
“Program bantuan TEFA telah disosialisasikan melalui rangkaian pelaksanaan seri webinar pada tanggal 18 s.d. 21 Mei 2021 dengan narasumber yang berasal dari kalangan profesional atau mitra industri yang kompeten,” ujar Wartanto.
Ia menambahkan, tahap seleksi awal dilaksanakan pada tanggal 7 s.d. 13 Juli 2021 dan diperoleh 120 SMK yang lolos untuk dilanjutkan seleksi tahap berikutnya.
“Pada seleksi tahap kedua berupa pitching nation, peserta melakukan presentasi terbuka di hadapan juri pada 29 s.d. 31 Juli 2021 untuk mendapatkan 60 SMK terpilih yang akan mendapatkan bantuan TEFA," katanya.
Kemudian, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program bantuan TEFA di SMK penerima bantuan pada bulan Agustus s.d. November 2021. Pada tahap akhir, SMK tersebut akan melaksanakan pameran, baik secara luring maupun daring, yaitu pada bulan November s.d. Desember 2021,” tambah Wartanto.
Baca Juga: Anda Tidak Percaya Diri Karena Mulut Bau?. Ini Cara Menghilangkannya
Wartanto mengungkapkan, TEFA harus bisa memproduksi produk/jasa yang mendorong peserta didik berwirausaha dan bukan sekadar mengembangkan bahan, tetapi dapat disalurkan ke masyarakat hingga mendapat pengakuan hak cipta.