Vaksin Zifivax Ampuh terhadap Varian Delta, Angka Efikasi Lampaui WHO

13 Oktober 2021, 23:38 WIB
Ilustrasi jenis vaksin Covid-19 Zifivax. /freepik/

Zona Kaltara - Setelah banyak jenis vaksinasi yang diresmikan oleh BPOM, kini muncul vaksin covid-19 baru yakni Zifivax.

Vaksin covid-19 Zifivax baru saja diresmikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.

Terhitung ini adalah vaksin ke 10 yang diresmikan oleh BPOM.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 13 Oktober 2021, Kasus Aktif Covid-19 Capai 20 Ribu

Berdasarkan hasil uji klinis fase III yang dilakukan oleh Universitas padjajaran (UNPAD), vaksin Zifivax menghasilkan angka efikasi sebesar 81,51 persen.

Angka inilah yang selanjutkan menjadi rekomendasi BPOM untuk mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Zifivax yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, Tiongkok.

TuBaca Juga: UPDATE Covid-19 Di Tarakan, 13 Oktober 2021 Bertambah 20 Pasien Sembuh

Angka efikasi vaksin Zifivax ini juga diketahui telah melampaui rekomendasi dari WHO, yaitu di atas 50 persen.

Vaksin Zifivax juga ampuh terhadap varian Covid-19 yang lebih berat, salah satunya varian Delta. Efikasi dari vaksin Zifivax terhadap varian Delta adalah 77,47 persen.

Baca Juga: Simak! 7 Jenis Diet Terbaik untuk Pria di Setiap Usia, Salah Satunya Diet Paleo

Peneliti utama uji klinis fase III vaksin Zifivax Unpad dr. Rodman Tarigan, menjelaskan, proses uji klinis tersebut mengikutsertakan 2.000 relawan di Bandung dan 2.000 relawan di Jakarta.

Peserta yang diikutsertakan dalam uji klinis ini, berusia 18-59 tahun, relawan yang ikut juga berasal di kelompok usia 60 tahun ke atas.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 13 Oktober 2021, Kasus Aktif Covid-19 Capai 20 Ribu

“Efikasi untuk orang usia 18-59 tahun sebesar 81,51 persen, sedangkan di atas 60 tahun efikasinya 87,58 persen,” kata Rodman seperti dikutip dari laman resmi Unpad.

Pada uji klinis tersebut, relawan ada yang mendapatkan vaksin dan plasebo (vaksin kosong) dengan proses penyuntikan dilakukan tiga kali dengan jarak satu bulan.

Baca Juga: Ini Jenis Buah yang Dicari Pejuang Diet, ada Alpukat dan Melon untuk Turunkan Berat Badan

“Dari situ kita lihat berapa yang sakit. Kemudian kalau sakit derajatnya berapa, apakah ringan atau berat sampai dirawat, itu kita lihat,” imbuhnya.

Secara umum, vaksin Zifivax tidak menimbulkan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang serius.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 12 Oktober 2021: Libra, Scorpio, dan Sagitarius, Lindungi Diri dan Perhatikan Kesehatan

Bahkan, KIPI pada vaksin ini hampir sama dengan vaksin Sinovac, yaitu nyeri di bekas suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, hingga nyeri otot.

Hanya saja, beberapa relawan yang ikut dalam uji klinis sempat mengalami kejadian serius, namun sebagian besar yang mengalami kejadian serius adalah mereka yang mendapatkan plasebo.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia Senin 11 Oktober 2021, Bertambah 620 Kasus Covid-19

“Setiap vaksin memang tidak 100 persen mencegah, tetapi ada faktor lain yang memengaruhi seperti daya tahan tubuh, status gizi, faktor penyakit yang memengaruhi imunitasnya, hingga faktor usia,” tutur Rodman.

Sementara, jika melihat dari angka efikasi, vaksin Zifivax bisa digunakan sebagai vaksin primer untuk vaksinasi Covid-19, di samping untuk vaksin booster.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia Senin 11 Oktober 2021, Bertambah 620 Kasus Covid-19

Rodman memaparkan, vaksin rekombinan ini memiliki tiga kali proses penyuntikan, sehingga diharapkan mampu meningkatkan kekebalan tubuh lebih lama dibandingkan vaksin dengan dua kali penyuntikan.

Untuk mengetahui hal tersebut, tim masih melakukan pemantauan terhadap para relawan.

Baca Juga: RSUD Tarakan Kaltara Targetkan 10.000 Vaksin untuk Warga dan Pelajar dalam 10 Hari, ini Sasaran dan Tempatnya

“Tentu kita berharap dengan 3 kali pemberian vaksin rekombinan semoga bisa bertahan lebih dari 1 tahun,” ujar Rodman.***

Editor: Jubaedah

Sumber: Unpad

Tags

Terkini

Terpopuler