Zona Kaltara - Viral di media sosial video yang menampakan awan tebal membumbung tinggi berwarna kemerahan menghiasi langit.
Video tersebut diketahui lokasinya berada di atas gunung Arjuno-Welirang yang dapat dilihat dari wilayah Batu, Malang, Mojokerto dan sekitarnya.
Munculnya awan berwarna kemerahan tersebut juga disertai dengan kilatan-kilatan petir.
Lantas, penampakan awan berwarna merah dan kilatan petir ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat, terlebih baru-baru ini terjadi bencana erupsi Gunung Semeru.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas 1 Juanda Sidoarjo menjelaskan, fenomena awan kemerahan itu adalah hal biasa terjadi sebagai salah satu fenomena optik atmosfir.
"Warna kemerahan pada awan dan langit sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfir,” kata Koordinator BMKG, Taufiq Hermawan, seperti dilansir zonakaltara.com dari PMJ News Selasa, 14 Desember 2021.
Baca Juga: Wajib Tahu! Mulai Tahun 2022 Vaksin Jenis Sinovac Diprioritaskan bagi Anak Usia 6-11 Tahun
“Sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang dan memunculkan warna kemerahan," lanjutnya.
Menurut Taufiq, semakin rendah posisi matahari dari garis cakrawala, maka kian rendah pula cahaya merah yang dicapai.
Fenomena langit kemerahan itu biasa terjadi pada sore dan menjelang malam hari.
Adapun radar cuaca BMKG Juanda juga memantau beberapa pertumbuhan awan cumulonimbus di sekitar lokasi pada video.
Baca Juga: Rekam Mahasiswi di Kamar Mandi, Seorang Sekuriti UNM Diamankan Polisi
Awan itu mampu menangkap kilatan cahaya secara bertubi-tubi di atas langit.
"Awan cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan kilat dan petir,” ucapnya.
Baca Juga: Piala AFF: Indonesia Menang Telak 5-1 atas Laos, Timnas Puncaki Klasemen Sementara Grup B
“Sambaran kilat dari awan ini menambah efek cahaya kemerahan di langit tersebut," jelas Taufiq.
Baca Juga: Hoaks, Atalia Ridwan Kamil Dituding Tutupi Kasus Pemerkosaan di Cibiru Bandung
Dengan fenomena optik atmosfir ini, diharapkan warga sekitar untuk tidak panik dan tetap tenang, serta jangan terpengaruh berita hoaks yang kemungkinan muncul.***