“Tentu ada banyak tokoh-tokoh potensial yang berpeluang di situ. Mulai dari jajaran menteri yang saat ini membantu Presiden Jokowi, pimpinan partai hingga kepala-kepala daerah atau mantan kepala daerah. Mahfud MD salah satu tokoh yang potensial,” kata Nyarwi.
Baca Juga: Soal Dugaan Penggelapan BBM, ini Penjelasan Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona
Adapun faktor lain yang bisa mendukung peluang Mahfud MD adalah bila isu penegakan hukum di Indonesia dianggap jadi prioritas dan krusial. Tentunya hal itu berdasarkan pandangan dari para elite politik, dan mayoritas pemilih di Indonesia.
Akan tetapi, apabila isu tersebut kurang dipandang penting oleh elit-elit parpol dan juga oleh para pemilih, maka hal itu kemungkinan tak akan terjadi. Nyarwi menilai peluang Mahfud sebagai salah satu kandidat potensial cawapres Ganjar masih kecil, hal itu karena dukungan dari pemimpin partai politik juga masih kecil.
“Kedua, data-data survey dari lembaga-lembaga kredibel juga mengindikasikan dukungan pemilih ke Mahfud sebagai sosok cawapres juga masih sangat rendah,” jelasnya.
Selain itu, variabel factor electoral juga menentukan kandidat bisa dipilih. Apabila dukungan pemilih sangat besar, maka besar pula kesempatannya untuk menang.
Nyarwi juga menyebut jika bursa cawapres yang akan mendampingi Ganjar sudah diperebutkan oleh sejumlah partai. Khususnya parpol dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni Partai Golkar, PAN, dan PPP.
“Ketum-ketum partai yang nantinya bergabung dengan PDIP untuk memasangkan kandidat cawapres yang mendampingi Ganjar akan mematok sejumlah kriteria yang harus dipenuhi,” terangnya.
Disisi lain, beberapa lembaga survei masih menempatkan Erick Thohir, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil sebagai cawapres dengan elektabilitas tertinggi.